Kasus penyalahgunaan narkoba di Ibukota kian berbahaya karena sasaran korban adalah pelajar. Kali ini, 13 siswa SMP dan SMU plus seorang model cantik menenggak narkoba. Tes urine membuktikan bawah mereka positif menggunakan karkoba. Mereka terjaring dalam penggerebekan di Diskotek Venue & Lounge dan Neo Amor Club & Lounge, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (11/5) dini hari.
Belasan pelajar berusia 15-22 tahun itu hingga Senin (12/5) pagi masih dalam koordinasi pemeriksaan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI dengan KPAI. Selanjutnya, BNNP DKI sesuai otoritasnya akan melakukan tahapan penyelidikan melalui jalur preventif dan preemtif, termasuk tindakan represif dalam rangka memburu asal usul narkoba.
Penggerebekan dan tes urine terhadap 85 pengunjung yang terjaring secara random kedua lokasi hiburan itu mulai pukul 01.00 sampai 04.00 WIB. Operasi pemberantasan narkoba di Venue dan Neo Amor dipimpin Kepala Bidang Penindakan BNNP DKI Sapari Saptodiharjo dengan menyiapkan mobil khusus tes urine dan melibatkan 50 petugas gabungan Satuan Provost TNI AD, AL dan AU. Seperti razia sama sebelumnya di lokasi dugem lainnya, tim BNNP DKI selalu dengan sikap sopan dan tegas mengawali sampai mengakhiri pemeriksaan mengutamakan fakta. Mengingat target operasi adalah menekan penyalahgunaan narkoba jangan sampai terlanjur parah hingga menghancurkan generasi penerus.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar merekomendasikan Kepala BNNP DKI Brigjen Pol Ali Johardi dalam memberantas penyalahgunaan narkoba terutama di wilayah Jakarta untuk terus optimal melakukan terobosan preventif, preemtif sampai tindakan represif sebagai target menyelamatkan warga Ibukota dari pengaruh barang haram tersebut.
Pelaksanaan operasi antinarkoba yang digelar BNNP DKI dengan sasaran lokasi tertentu termasuk tempat hiburan adalah dalam rangka P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba). “Melihat pengunjung yang terjaring dan tes urine dinyatakan positif mengandung narkoba pada dua lokasi diskotek tersebut mayoritas pelajar, selanjutnya kami memanggil orangtua masing-masing ke BNNP DKI. Selain mempertimbangkan untuk dilakukan rehabilitasi sampai target represif mengusut asal usul narkoba. Kami menghimbau orang tua dan wali hendaknya lebih waspada dengan pergaulan dan lingkungan dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba,” ujar Ali.
Ketua Umum Jaringan Informasi Dampak Minuman Keras & Obat Berbahaya (Ridma) SS Budi Rahardjo mendukung langkah positif BNNP DKI dengan tidak tebang pilih menggelar operasi preventif, preemtif sampai tindakan represif terhadap siapa pun yang terbukti menyalahgunakan narkoba.
Menurut Budi, melihat bahayanya penggunaan narkoba oleh oknum pelajar atau remaja belasan tahun yang diungkap BNNP DKI di diskotek Venue dan Neo Amor di kawasan Kemang itu, menunjukkan peredaran narkoba di Ibukota sudah kronis dan mengancam kehancuran generasi muda.
Ridma mendesak Gubernur DKI Joko Widodo untuk lebih tegas menindaklanjuti kasus tersebut dengan tidak segan memberikan sanksi kepada pengelola hiburan yang disinyalir tidak peduli adanya peredaran narkoba di lokasi dugem. “Kami berharap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyanto hendaknya serius mematahkan jaringan peredaran spesialis antarpelajar di wilayah hukum Polda Metro. BNNP DKI juga harus berkoordinasi dengan KPAI untuk proses pembinaan sampai tahapan penyembuhan terutama bagi pengguna narkoba yang patut direhabilitasi,” ujar Budi kepada SUARA PEMBAHARUAN,
0 komentar:
Posting Komentar